Iklan

Waspada Wabah Cacar Monyet Atau Monkeypox

Media Berita6
21 Agustus 2022, 7:12 PM WIB Last Updated 2022-08-21T12:23:19Z

(iStockphoto/atakan)

Jakarta - Kasus pertama cacar monyet di Indonesia diumumkan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Sabtu (20/8/2022). Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI, dr Mohammad Syahril, Sp.P, MPH mengatakan, meski sudah ada temuan kasus pertama terkonfirmasi positif cacar monyet di Indonesia, saat ini kebutuhan vaksinasi monkeypox (cacar monyet) secara massal belum diperlukan.


Syahril menambahkan, keputusan pemerintah mengenai vaksinasi massal untuk cacar monyet ini sendiri akan mengikuti rekomendasi yang telah dibuat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).


Infeksi cacar monyet sampai saat ini diyakini oleh para ahli merupakan penyakit yang bergejala ringan, bisa tertular hanya dengan kontak erat dengan pasien secara langsung atau benda-benda yang terkontaminasi cairan pasien positif cacar monyet, dan transmisi monkeypox tidak semudah COVID-19 yang melalui droplet di udara.. Penyakit cacar monyet atau monkeypox ini, menurut ahli, juga bisa sembuh dengan sendiri jika tidak ada penyakit komorbit atau infeksi sekunder yang memicu risiko gejala cacar monyet lebih parah. 


Sementara itu, untuk vaksinasi cacar monyet ini hanya wajib diberikan kepada mereka yang sudah positif terkonfirmasi positif monkeypox saja. (GS)


Menurut informasi yang di kutip dari b2p2vrp.litbang.kemkes.go.id, Cacar monyet adalah penyakit zoonosis langka yang disebabkan oleh infeksi virus monkeypox. Virus cacar monyet termasuk dalam genus Orthopoxvirus dalam famili Poxviridae. Genus Orthopoxvirus juga termasuk virus variola (penyebab cacar), virus vaccinia (digunakan dalam vaksin cacar), dan virus cacar sapi.


Cacar monyet pertama kali ditemukan pada tahun 1958. Pada saat itu ditemukan wabah penyakit mirip cacar yang menyerang koloni monyet yang dipelihara untuk penelitian, hal tersebut yang menyebabkan penyakit ini disebut sebagai cacar monyet atau monkeypox. Kasus cacar monyet pertama yang menginfeksi manusia tercatat pada tahun 1970 di Republik Demokratik Kongo. Sejak saat itu, kasus cacar monyet dilaporkan telah menginfeksi orang-orang di beberapa negara Afrika Tengah dan Barat lainnya seperti : Kamerun, Republik Afrika Tengah, Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, dan Sierra Leone. 


Penularan Cacar Monyet


Virus cacar monyet dapat menular ketika seseorang bersentuhan dengan virus dari hewan yang terinfeksi, orang yang terinfeksi, atau bahan yang terkontaminasi virus. Virus juga dapat melewati plasenta dari ibu hamil ke janin. Virus cacar monyet dapat menyebar dari hewan ke manusia melalui gigitan atau cakaran hewan yang terinfeksi, ketika menangani atau memproses hewan buruan, atau melalui penggunaan produk yang terbuat dari hewan yang terinfeksi. Virus juga dapat menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau luka pada orang yang terinfeksi atau dengan bahan yang telah menyentuh cairan atau luka tubuh, seperti pakaian atau linen.


Cacar monyet ditularkan pula dari manusia ke manusia melalui kontak langsung dengan luka infeksi, koreng, atau cairan tubuh penderita. Penyakit ini juga dapat menyebar melalui droplet pernapasan Ketika melakukan kontak dengan penderita secara berkepanjangan.


Berbagai spesies hewan telah diidentifikasi rentan terinfeksi virus cacar monyet. Masih ada ketidakpastian tentang sejarah alami virus ini. Begitu pula sampai sekarang belum diketahui reservoir spesifiknya dan masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut. Walaupun memiliki nama cacar monyet, namun monyet bukanlah reservoir utama.


Gejala dan Tanda Cacar Monyet


Pada manusia, gejala cacar monyet mirip dengan gejala cacar air, namun lebih ringan. Gejala dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan kelelahan. Perbedaan utama antara gejala cacar air dan cacar monyet adalah bahwa cacar monyet menyebabkan pembengkakan pada kelenjar getah bening (limfadenopati) sedangkan cacar air tidak. Masa inkubasi cacar monyet biasanya berkisar dari 6 hingga 13 hari tetapi dapat pula 5 hingga 21 hari.


Gejala dan tanda cacar monyet :


Sakit kepala

Demam akut >38,5oC

Limfadenopati (pembesaran kelenjar getah bening)

Nyeri otot/Myalgia

Sakit punggung

Asthenia (kelemahan tubuh)

Lesi cacar (benjolan berisi air ataupun nanah pada seluruh tubuh)

Dalam 1 sampai 3 hari (kadang-kadang lebih lama) setelah munculnya demam, penderita akan mengalami ruam, sering dimulai pada wajah kemudian menyebar ke bagian lain dari tubuh.


Penyakit ini biasanya berlangsung selama 2−4 minggu. Di Afrika, cacar monyet telah terbukti menyebabkan kematian pada 1 dari 10 orang yang terinfeksi penyakit tersebut.


Pencegahan Cacar Monyet


Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi virus cacar monyet, yang meliputi :


- Hindari kontak dengan hewan yang dapat menjadi reservoir virus (termasuk hewan yang sakit atau yang ditemukan mati di daerah di mana cacar monyet terjadi).

- Hindari kontak dengan bahan apa pun, seperti tempat tidur, yang pernah bersentuhan dengan hewan yang sakit.

- Pisahkan pasien yang terinfeksi dari orang lain yang mungkin berisiko terinfeksi.

- Lakukan cuci tangan yang baik dan benar setelah kontak dengan hewan atau manusia yang terinfeksi.

- Menggunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat pasien yang terinfeksi

- Memasak daging dengan benar dan matang


Kita perlu waspada dan berhati-hati. Jika mendapati gejala dan tanda seperti yang tertera di atas diharapkan untuk dapat segera melapor ke fasilitas pelayanan Kesehatan agar dapat segera tertangani. (Arif Suryo)


Komentar

Tampilkan

Terkini

+