![]() |
Foto oleh SHVETS production |
Mediaberita6 - Saat ini, Generasi Z (Gen-Z) semakin mendominasi pasar tenaga kerja dengan preferensi yang berbeda dibandingkan generasi sebelumnya. Salah satu perbedaan signifikan adalah lebih banyaknya Gen-Z yang memilih untuk bekerja freelance ketimbang mengikuti sistem kerja tradisional 9-to-5 di kantor. Keputusan ini tidak lepas dari alasan-alasan pribadi mereka yang menginginkan fleksibilitas, kenyamanan, dan kesempatan untuk mengeksplorasi passion di luar rutinitas pekerjaan kantoran. Sejak pandemi COVID-19, banyak pekerjaan yang dapat dilakukan dari rumah, semakin memperkuat tren bekerja secara freelance.
Salah satu alasan utama mengapa Gen-Z cenderung memilih pekerjaan freelance adalah fleksibilitas waktu dan tempat yang ditawarkan. Dengan pekerjaan yang bisa dilakukan dari mana saja, mereka tidak terikat oleh kewajiban untuk hadir di kantor setiap hari dan mengikuti jam kerja yang ketat. Bagi banyak Gen-Z, waktu adalah aset berharga, dan mereka lebih memilih untuk mengatur jadwal kerja sendiri, yang memungkinkan mereka untuk menyeimbangkan kehidupan pribadi dan pekerjaan.
Aspek penting lainnya bagi Gen-Z adalah kesehatan mental. Generasi ini sangat sensitif terhadap isu-isu kesehatan mental dan lebih mengutamakan kesejahteraan diri dibandingkan dengan tekanan pekerjaan yang tinggi di kantor. Freelance memungkinkan mereka untuk menciptakan work-life balance yang ideal, yang tidak selalu bisa ditemukan dalam pekerjaan kantoran dengan tuntutan yang seringkali membebani. Gen-Z lebih memilih untuk menikmati hidup sambil tetap bekerja, tanpa merasa tertekan oleh kewajiban kantor yang mengikat.
Freelance juga memberi kesempatan bagi Gen-Z untuk mengekspresikan kreativitas mereka dengan lebih bebas. Bekerja sesuai dengan passion, mereka dapat memilih proyek yang sejalan dengan minat dan keahlian pribadi. Berbeda dengan pekerjaan kantoran yang seringkali mengharuskan karyawan untuk mengikuti standar perusahaan, pekerjaan freelance memberi kebebasan bagi Gen-Z untuk berkarya sesuai dengan visi dan misi mereka sendiri. Selain itu, proyek-proyek tersebut juga membantu mereka membangun portofolio yang menarik perhatian klien baru dan meningkatkan penghasilan.
Selain itu, kemampuan Gen-Z dalam memanfaatkan teknologi dan kecerdasan buatan (AI) juga berperan besar dalam preferensi mereka terhadap pekerjaan freelance. Dibandingkan generasi sebelumnya, Gen-Z lebih melek teknologi dan paham cara menggunakan AI untuk meningkatkan produktivitas dan mendatangkan penghasilan tambahan. Mereka juga memanfaatkan berbagai platform freelance berbasis teknologi untuk menjangkau klien dari berbagai belahan dunia. Meskipun pekerjaan freelance memiliki tantangan seperti ketidakpastian penghasilan dan minimnya fasilitas kantor, bagi Gen-Z, kebebasan dan fleksibilitas untuk bekerja di mana saja lebih berharga. (Guntur Surentu)