Iklan

Apa Kata Warren Buffet Saat Pasar Saham Amerika Terjun Bebas Setelah Pengumuman Tarif Baru Trump

Media Berita6
05 April 2025, 2:14 PM WIB Last Updated 2025-04-05T07:31:51Z

Warren Buffet With President Barack Obama at the White House in July 2011 White House (Photo by Pete Souza) - (WIKIMEDIA COMMONS)


Mediaberita6 - Pasar saham Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan tajam pada Kamis (3/4/2025), setelah Presiden Donald Trump mengumumkan rencana pemberlakuan tarif baru sebesar 10 persen terhadap seluruh mitra dagang AS. Kebijakan ini mencakup tarif tambahan untuk negara-negara yang memiliki defisit perdagangan dengan AS, yang memicu kekhawatiran di kalangan investor dan ekonom. Penurunan indeks S&P 500, yang menjadi barometer utama pasar saham AS, mencapai lebih dari 11 persen dari puncaknya pada Februari, memasukkan indeks ini dalam zona koreksi.


Koreksi pasar terjadi ketika indeks saham turun minimal 10 persen dari level tertinggi sebelumnya. Penurunan ini menciptakan kecemasan, karena banyak investor khawatir bahwa kebijakan tarif Trump dapat memicu perang dagang yang lebih luas dan berpotensi memicu inflasi. Jika inflasi meningkat, perekonomian AS berisiko melambat, bahkan menuju resesi. Kekhawatiran ini memicu aksi jual besar-besaran di pasar saham, yang semakin menambah ketidakpastian ekonomi global.


Warren Buffett, investor ternama dan CEO Berkshire Hathaway, pernah mengingatkan investor tentang ketidakpastian pasar saham dalam surat tahunan kepada pemegang saham pada 2017. Ia menulis, "Tidak ada yang tahu seberapa jauh saham dapat jatuh dalam waktu singkat." Meskipun demikian, Buffett mengimbau agar investor tetap tenang dan rasional, meskipun situasi pasar sedang tidak menentu. Dalam surat tersebut, ia juga mengutip puisi klasik "If" karya Rudyard Kipling, yang mengajarkan pentingnya tetap tenang di tengah kekacauan dan menjaga keyakinan pada diri sendiri.


Penurunan tajam yang terjadi kali ini mengingatkan banyak orang pada krisis finansial 2007 hingga 2009, ketika S&P 500 kehilangan lebih dari 50 persen nilainya. Namun, penurunan semacam ini tergolong jarang. Sejak 1980, menurut Baird Private Wealth Management, telah terjadi 21 kali penurunan sebesar 10 persen atau lebih pada indeks S&P 500. Rata-rata penurunan dalam setahun (intra-year decline) bahkan mencapai 14 persen, yang menunjukkan bahwa fluktuasi pasar adalah hal yang biasa dalam dunia investasi.


Meskipun banyak investor merasa cemas akan ketidakpastian ini, Buffett menekankan bahwa tak ada yang dapat memprediksi dengan pasti kapan penurunan ini akan berakhir atau malah semakin buruk. Ia mengingatkan bahwa pasar bisa berubah dari hijau menjadi merah tanpa peringatan, dan itu adalah bagian dari dinamika pasar yang tak dapat diprediksi. Namun, di tengah ketidakpastian ini, Buffett mengajak investor untuk tetap berpegang pada rencana investasi jangka panjang dan tidak terjebak pada fluktuasi jangka pendek.


Menurut Buffett, meskipun penurunan pasar bisa terasa menyakitkan, setiap penurunan pasar adalah kesempatan yang luar biasa. Sejarah menunjukkan bahwa pasar selalu bangkit kembali setelah mengalami penurunan tajam. Berdasarkan data dari Hartford Funds, pasar saham AS rata-rata membutuhkan waktu kurang dari 10 bulan untuk pulih setelah penurunan besar sebesar 20 persen atau lebih. Durasi pemulihan yang relatif singkat ini menjadi alasan bagi investor untuk tetap berkomitmen pada strategi investasi jangka panjang.


Belajar Bisnis Online Sekalipun Anda Gaptek (klik di sini)

Bagi investor yang terus berinvestasi secara rutin, penurunan pasar justru membuka peluang untuk membeli saham dengan harga lebih murah. Dalam situasi seperti ini, investasi menjadi lebih terjangkau, dan portofolio yang terdiversifikasi akan mendapatkan manfaat dari harga saham yang lebih rendah. Oleh karena itu, investor disarankan untuk tetap fokus pada tujuan jangka panjang dan tidak terbawa arus berita-berita yang menakutkan.


Sebagaimana yang diungkapkan Buffett dalam surat tahun 2009, saat pasar pulih dari krisis finansial global, ia mengatakan, "Peluang besar jarang datang. Saat hujan emas, ambil ember, bukan bidal." Pesan ini mengingatkan investor untuk memanfaatkan kesempatan saat pasar sedang tertekan, karena ini adalah saat yang tepat untuk membeli saham dengan valuasi yang lebih menarik. Dengan pendekatan ini, investor berpotensi untuk meningkatkan kekayaan mereka dalam jangka panjang, meskipun tantangan pasar saham saat ini semakin kompleks. (Go.ens)


Komentar

Tampilkan

Terkini