Iklan

Penemuan Jejak Kehidupan di Planet K2-18b, NASA Temukan Senyawa Organik Langka

Media Berita6
19 April 2025, 10:33 AM WIB Last Updated 2025-04-19T03:33:25Z

Oleh ESA/Hubble, CC BY 4.0


Mediaberita6 - Dalam pencarian panjang umat manusia akan kehidupan di luar Bumi, teleskop luar angkasa James Webb (JWST) milik NASA kembali menggebrak dunia sains. Para ilmuwan mengumumkan temuan mengejutkan dari planet K2-18b, yang berada sekitar 124 tahun cahaya dari Bumi. Planet ini menunjukkan tanda-tanda kimia yang di Bumi hanya dihasilkan oleh makhluk hidup, membuka kemungkinan bahwa kita mungkin tidak sendirian di alam semesta.


Peneliti menggunakan instrumen canggih JWST untuk mendeteksi dua molekul organik penting: dimetil sulfida (DMS) dan dimetil disulfida (DMDS). Kedua senyawa ini di Bumi hanya dihasilkan oleh mikroorganisme laut, terutama fitoplankton. Temuan ini disebut sebagai bukti paling menjanjikan sejauh ini tentang adanya kehidupan di luar planet kita, menurut Prof. Nikku Madhusudhan dari Universitas Cambridge, yang memimpin penelitian ini.


Planet K2-18b sendiri dikategorikan sebagai planet hycean, yaitu planet yang diyakini memiliki lautan global dan atmosfer kaya hidrogen. Ukurannya 2,6 kali lebih besar dari Bumi dan massanya hampir sembilan kali lipat. Yang menarik, planet ini berada di zona layak huni—wilayah di sekitar bintang induknya di mana air cair dapat eksis, menjadikannya target utama dalam pencarian kehidupan ekstraterestrial.


Hasil pengamatan menggunakan instrumen Mid-InfraRed Instrument (MIRI) dari JWST mengungkapkan sinyal kuat dari DMS dan DMDS, dengan konsentrasi mencapai 10 bagian per juta. Ini jauh lebih tinggi dari yang ada di atmosfer Bumi. Karena senyawa ini tidak diketahui dapat terbentuk melalui proses geologis biasa, kemungkinan adanya aktivitas biologis menjadi perhatian utama para ilmuwan.


Namun, meskipun hasilnya sangat menggembirakan, para peneliti tetap berhati-hati. Tingkat signifikansi dari temuan ini berada pada tiga sigma atau sekitar 99,7%, yang artinya kecil kemungkinan data ini terjadi karena kebetulan. Tetapi untuk dianggap sebagai penemuan ilmiah yang pasti, dibutuhkan signifikansi lima sigma. “Kami harus skeptis terhadap hasil kami sendiri,” tegas Madhusudhan.


JWST sebelumnya juga mendeteksi metana dan karbon dioksida di atmosfer K2-18b, senyawa yang berperan penting dalam proses kehidupan di Bumi. Para ilmuwan kini berencana melakukan observasi lanjutan dalam waktu dekat untuk mengonfirmasi konsistensi sinyal serta menyingkap lebih banyak data atmosfer planet tersebut. Langkah ini sangat krusial untuk memahami asal-usul molekul tersebut.


Madhusudhan mengungkapkan bahwa jumlah gas yang terdeteksi jauh lebih tinggi dari yang ditemukan di Bumi, bahkan hingga ribuan kali lipat. Hal ini membuatnya yakin bahwa jika gas-gas ini benar-benar berasal dari aktivitas biologis, maka planet tersebut bisa menjadi tempat yang sangat kaya akan kehidupan. “Jika dikonfirmasi, ini akan membuktikan bahwa kehidupan adalah hal umum di galaksi kita,” ujarnya.


Namun, suara kehati-hatian juga datang dari kalangan ilmuwan lain. Profesor Catherine Heymans, seorang astronom independen, menyatakan bahwa bahkan hasil dengan tingkat signifikansi lima sigma pun belum cukup untuk menyatakan kepastian adanya kehidupan. Ia menekankan bahwa sumber asal gas yang terdeteksi tetap menjadi tanda tanya besar dan membutuhkan pengujian berulang kali di laboratorium serta pengamatan lebih lanjut. (Go.ens)


Komentar

Tampilkan

Terkini