Mediaberita6 - Kuartet blues rock asal Surabaya, Dandelions, resmi merilis single terbaru mereka bertajuk “Reformasi Dibajak”, sebuah lagu penuh kritik sosial yang menggandeng penyair muda Marsetio Hariadi. Dirilis bertepatan dengan momen peringatan Hari Buruh, lagu ini menyuarakan keresahan kolektif atas kondisi sosial-politik Indonesia yang semakin mengkhawatirkan.
Lewat “Reformasi Dibajak”, Dandelions menyoroti berbagai isu penting seperti pelanggaran HAM, pencemaran lingkungan, hingga janji kekuasaan yang tak ditepati. Lagu ini dibuka dengan dentuman drum agresif, disusul distorsi gitar tajam dan monolog puitis yang menghantam nurani. Kombinasi musik dan puisi ini menjadikan lagu tersebut bukan sekadar karya seni, melainkan pernyataan politik yang lantang dan relevan.
Kolaborasi dengan Marsetio Hariadi menambahkan dimensi baru dalam narasi lagu. Sang penyair mengisi bagian monolog dengan kata-kata yang menggugah dan menyayat. Visual artwork untuk rilisan ini dikerjakan oleh seniman josepmalangraya, yang dikenal aktif dalam komunitas Keluarga Bunga dan konsisten dengan karya-karya visual bertema perlawanan sosial.
“Di tengah kondisi negeri yang kian terjal... Reformasi Dibajak hadir sebagai respons kami terhadap situasi politik dan janji-janji pemerintah yang tak pernah ditepati,” ujar Njet.S, vokalis sekaligus pendiri Dandelions. Dalam lagu ini, Dandelions menghadirkan potret pahit lanskap sosial-politik Indonesia, di mana ketidakadilan dan kekerasan negara masih terus terjadi tanpa pertanggungjawaban.
Lirik-lirik seperti “Institusi KPK diamputasi, apa bisa negeri ini bersih?” serta monolog “Api membakar penghidupan, orang utan, dan paru-paru bayi-bayi…” mempertegas isi pesan lagu: bahwa sistem sedang sakit, dan rakyat hanya dijadikan tontonan dalam panggung politik yang dikendalikan oleh elit dan korporasi. Lagu ini menjadi suara untuk mereka yang selama ini bungkam atau dibungkam.
“Reformasi Dibajak” juga menandai fase baru perjalanan Dandelions, yang kini memindahkan seluruh katalog musik mereka ke kanal digital baru bertajuk "Musik Dandelions", bekerja sama dengan Shockss Record sebagai distributor. Beberapa karya lama seperti “Story Biru”, “NGAH!”, dan “No Problem” juga telah dirilis ulang untuk memperluas jangkauan pendengar.
Dandelions sendiri dibentuk pada tahun 2013 dan dikenal lewat gaya rock n’ roll berenergi tinggi, lirik penuh kritik, dan semangat perlawanan ala Flower Generation. Dengan album seperti “Mantra Sakti” (2016) dan “Anak-Anak Bunga” (2018), mereka telah menjadi salah satu nama penting di skena musik independen Indonesia.
Didukung oleh komunitas fan loyal bernama Keluarga Bunga yang kini beranggotakan lebih dari 200 orang, Dandelions terus menyuarakan perlawanan melalui musik. “Reformasi Dibajak” (feat. Marsetio Hariadi) kini sudah tersedia di Spotify, Apple Music, dan seluruh platform streaming digital. (Go.ens)