Pembagian sembako ini bukan sekadar simbol kepedulian sosial, tetapi juga wujud nyata semangat gotong royong dan solidaritas di kalangan Nahdliyin. Gus Lutfi menegaskan bahwa kegiatan sosial semacam ini harus menjadi bagian dari gerakan pendidikan Islam Nusantara yang tidak hanya fokus pada ilmu pengetahuan, tetapi juga kepedulian terhadap sesama.
“Kami ingin HISMINU hadir bukan hanya di ruang kelas dan madrasah, tetapi juga di tengah-tengah masyarakat. Santri dan guru adalah agen perubahan, dan dengan berbagi, kita ikut menanamkan nilai keikhlasan serta kepedulian sosial,” ujar Gus Lutfi di hadapan ratusan peserta yang hadir.
Selain membagikan sembako, Gus Lutfi juga memberikan motivasi dan arahan kepada para guru dan kader HISMINU yang baru dilantik. Ia mengingatkan bahwa profesi guru bukan hanya sekadar pekerjaan, tetapi merupakan panggilan jiwa untuk mendidik, membimbing, dan menginspirasi generasi penerus bangsa.
“Pelantikan ini adalah momen penting untuk meneguhkan komitmen dan memperbarui semangat para guru Ahlussunnah wal Jama’ah. Dengan menjadi kader HISMINU Jakarta, kita akan lebih siap menghadapi tantangan zaman dan menjalankan tugas mulia ini dengan penuh keikhlasan dan dedikasi,” tambahnya.
Acara pelantikan berlangsung khidmat dan penuh semangat. Ratusan peserta, yang terdiri dari para guru, santri, tokoh masyarakat, dan pengurus HISMINU dari berbagai wilayah DKI Jakarta, tampak antusias mengikuti rangkaian kegiatan. Selain pembacaan ikrar pelantikan, acara juga diisi dengan doa bersama untuk keselamatan bangsa dan kemajuan pendidikan Islam di Indonesia.
Dengan semangat Hari Santri Nasional, HISMINU DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Gus Lutfi Hakim Wahid menegaskan komitmennya untuk terus menguatkan pendidikan berbasis nilai-nilai Islam Nusantara, memperkuat solidaritas sosial, serta mencetak guru dan santri yang berakhlak, cerdas, dan berdaya saing. (AA)


