Mediaberita6 - Jakarta, Dalam rangka memperingati 21 tahun tsunami Aceh, Himpunan Seni Budaya Islam (HSBI) Bidang Sastra menyelenggarakan Malam Doa & Kemanusiaan untuk Aceh, bekerja sama dengan Dewan Kesenian Jakarta (DKJ), Jakpro, dan Desember Kopi Gayo. Kegiatan ini akan digelar pada Jum’at, 26 Desember 2025, pukul 16.00–22.00 WIB, bertempat di **Selasar Trisno Sumardjo, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Kegiatan ini lahir dari spontanitas dan rasa solidaritas masyarakat Indonesia yang diekspresikan melalui doa dan kerja-kerja kebudayaan. “Malam Doa & Kemanusiaan untuk Aceh ini berangkat dari gerak nurani bersama—spontan, tulus, dan berangkat dari kepedulian kemanusiaan,” ungkap Helvy Tiana Rosa, sbagai penggagas dan Ketua Bidang Sastra HSBI.
Acara ini akan diawali dengan Doa Bersama sesuai rundownnya yang dipimpin oleh Erick Yusuf, Wasekjen DPP MUI Bidang Seni Budaya, sebagai ikhtiar spiritual untuk mengenang para korban tsunami Aceh sekaligus meneguhkan empati dan persaudaraan.
Rangkaian kegiatan menghadirkan Parade Baca Puisi oleh para sastrawan, penulis, aktor, dan pegiat budaya lintas generasi, antara lain: Pocut Haslinda, Dr. Fahmi Akmal, Habiburrahman El Shirazy, Nabilah Ayu (ex JKT 48), Cut Syifa, Neno Warisman, Helvy Tiana Rosa, Rita Matu Mona, Fikar W. Eda, Zulfikar Akbar, D. Kemalawati, Ewith Bahar, Devie Matahari, Putra Gara, Pilo Poly, Willy Fahmi Agista, Eka Ardhinie, Ayu Puspa Ananda, Ari Sumitro, Galeh Pramudianto, Panji Gozali, serta Aldiansyah Azura. Puisi-puisi yang dibacakan menjadi medium doa, ingatan, dan harapan bagi Aceh.
Dimensi reflektif acara diperkuat dengan testimoni maestro seni dan budaya Sardono W. Kusumo, serta yang menegaskan peran strategis seni dan sastra sebagai pengikat empati publik serta penggerak solidaritas sosial.
Nuansa tradisi Aceh akan dihadirkan melalui Hikayat Aceh yang disampaikan oleh Mahfudh. Dari ranah seni rupa, Live Painting menampilkan Fadhlan Bachtiar dan Ramadhany Anastasya, yang secara langsung menerjemahkan semangat kemanusiaan ke dalam karya visual.
Unsur musik dihadirkan oleh Mahagenta, sementara segmen Pertunjukan & Musikalisasi Puisi menampilkan kolaborasi berbagai komunitas seni pertunjukan: Gerak Imajinasi, Sanggar Matahari, Sanggar Pegayon, Sanggar Noer, Keboen Sastra, Atelir Ceremai, Tersajakkanlah, Teater Petra, Teater Itaci, Teater Moksa, serta Deklamator Indonesia. Kolaborasi lintas disiplin ini mempertegas seni sebagai bahasa kemanusiaan yang hidup dan menyatukan.
Sebagai bentuk aksi nyata, acara juga menyelenggarakan lelang buku dan lukisan untuk menghimpun donasi yang akan disalurkan secara transparan bagi tujuan kemanusiaan serta dukungan terhadap keberlangsungan ekosistem seniman.
Melalui Malam Doa & Kemanusiaan untuk Aceh, HSBI Bidang Sastra bersama para mitra menegaskan komitmen untuk menjaga ingatan kolektif bangsa, merawat empati lintas generasi, serta menguatkan peran seni dan budaya sebagai kekuatan moral dan sosial dalam merespons dan memulihkan luka kemanusiaan. (Red)


