Iklan

Kenali Gejala Penyakit Batu Ginjal, Nyeri Saat Buang Air Kecil

Media Berita6
29 Oktober 2022, 9:43 PM WIB Last Updated 2022-10-29T14:46:35Z

 

    Foto: Ilustrasi Ginjal (thinkstock)

 

Jakarta - Batu ginjal terbentuk akibat kadar zat kimia, seperti kalsium, asam oksalat, dan fosfor, yang tinggi dalam urine. Zat-zat ini dapat membentuk kristal dan menumpuk di ginjal. Semakin lama, kristal tersebut akan semakin keras seperti batu. Batu ginjal adalah endapan keras yang terbuat dari mineral dan garam asam yang mengendap dalam urin yang terkonsentrasi. Biasanya batu ginjal berada di dekat area yang dimasuki urine dalam kandung kemih sehingga mengakibatkan buang air kecil terasa sakit dan  nyeri.

Selain rasa nyeri serta terbakar saat buang air kecil, penderita batu ginjal juga kerap merasa sakit yang menusuk di pinggang, punggung, dan bawah tulang rusuk. Penderita batu ginjal umumnya juga merasakan nyeri yang menjalar ke perut bagian bawah.

Penyakit batu ginjal juga bisa memengaruhi kebiasaan buang air kecil, di tandai dengan lebih seringnya buang air kecil dan keluarnya pun sedikit. Pada kondisi tertentu, batu ginjal bisa menyebabkan mual dan muntah. Bahkan, jika terjadi infeksi, batu ginjal dapat memicu demam dan kedinginan.Rasa sakit yang datang dan pergi dengan tingkat rasa sakit yang bervariasi.

Penyakit batu ginjal biasanya terjadi pada usia 20-50 tahun. Institut Nasional Diabetes dan Penyakit Pencernaan dan Ginjal Amerika Serikat (AS) menyebutkan bahwa batu ginjal lebih sering dialami pria.

Faktor gen atau keturunan menjadi salah satu faktor penyebab penyakit batu ginjal, sehingga penderita yang memiliki riwayat keturunan batu ginjal pada keluarga memiliki risiko lebih besar terkena penyakit tersebut. Faktor-faktor lain yang juga memicu penyakit batu ginjal adalah kekurangan asupan cairan (dehidrasi), obesitas, hiperparatiroid, operasi lambung, penyakit radang usus yang meningkatkan penyerapan kalsium, serta diet dengan kadar protein, garam, dan glukosa tinggi.

Konsumsi obat-obatan, seperti diuretic triamterene, obat antikejang, dan antasid berbasis kalsium, juga dapat memancing pertumbuhan batu ginjal.

Salah satu cara untuk mencegah batu ginjal adalah menjaga asupan cairan. Adapun kebutuhan cairan tiap orang berbeda-beda. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyarankan orang dewasa agar mengonsumsi air putih dua liter atau sekitar 8 gelas berukuran 230 mililiter (ml) per hari. Takaran ini dapat disesuaikan dengan aktivitas yang dijalani.

Perawatan meliputi pereda nyeri dan banyak minum air putih untuk membantu meluruhkan batu. Prosedur medis mungkin diperlukan untuk mengambil atau menghancurkan batu yang besar.

Selain menjaga asupan cairan, batu ginjal juga bisa dicegah dengan membatasi konsumsi makanan yang mengandung garam dan asam oksalat. Kemudian, terapkan pola hidup sehat, seperti mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang, menghindari stres, rokok, dan minuman beralkohol secara berlebihan, menjaga pola tidur, serta berolahraga secara teratur.

Selain itu upaya pencegahan dapat juga dengan mengonsumsi suplemen kesehatan ginjal yang terbuat dari bahan alami (natural ingredients) yang sudah banyak tersedia di apotik.

Di samping upaya pencegahan dengan pola hidup sehat dan suplemen herbal untuk kesehatan, penderita batu ginjal sebaiknya berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.

(Redaksi mediaberita6.com)

Komentar

Tampilkan

Terkini

+