Iklan

Dinawati Batubara: "Terang di Ujung Gelap" cerita sebuah kejujuran

Ali Amran
04 Desember 2024, 6:13 AM WIB Last Updated 2024-12-03T23:18:35Z

 


Jakarta, Mediaberita6. Sebagai seorang anggota Bhayangkari tidak mudah menulis ditengah kesibukannya  Namun tidak demikan bagi Dinawati Batubara, menulis yang di awal-awal terasa sulit menjadi terasa mudah jika dilakukan dengan tekun dan apa adanya.


Dinawati Batubara, seorang anggota Bhayangkari sekaligus penulis buku “Terang di Ujung Gelap”, percaya bahwa menulis sebenarnya tidak sulit jika kita tahu cara memulainya. “Bikin kerangka tulisan, nanti juga mengalir. Yang penting juga bagaimana kita memanfaatkan waktu untuk menulis, dan apa saja bisa kita tulis,” ujarnya dalam acara peluncuran dan bedah bukunya di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Selasa (3/12).




Kisah di Balik Buku

Dalam acara yang dipandu oleh Budi Sumarno, sutradara dan pegiat film, Dinawati mengungkapkan bahwa buku “Terang di Ujung Gelap” adalah cerita tentang perjuangan keluarganya, terutama anak-anaknya, dalam meraih cita-cita.


“Saya berusaha menulis dengan jujur. Anak saya pernah gagal, tidak lulus ujian masuk kepolisian. Tapi dari kegagalan itu, kami belajar, mengevaluasi kelemahan, dan mencari jalan keluar,” ujar Dinawati.


Ia menekankan pentingnya kejujuran dalam menulis, termasuk ketika berbicara tentang kegagalan. “Banyak orang hanya menulis tentang keberhasilan. Saya ingin menulis apa adanya, bahwa kegagalan adalah bagian dari proses menuju keberhasilan,” tambahnya.


Menurut Dinawati, meskipun ayah anak-anaknya adalah seorang polisi, keberhasilan mereka tidak diraih semata karena latar belakang keluarga, melainkan karena kemampuan dan tekad mereka sendiri. “Kalau kita punya kompetensi, kita bisa kompetisi,” tegasnya.


Inspirasi dari “Terang di Ujung Gelap”

Judul bukunya, “Terang di Ujung Gelap”, mencerminkan perjuangan untuk bangkit dari kesulitan demi meraih cita-cita. Dinawati mengaitkan pesan bukunya dengan semangat yang diusung oleh Kartini dalam “Habis Gelap Terbitlah Terang”. “Kalau berhenti berjuang, berarti berhenti meraih cita-cita,” katanya.


Tips menulis ala Dinawati

Dinawati membagikan pengalamannya menulis sejak remaja. Ia memulai dengan menulis di buku harian, seperti kebiasaan banyak gadis muda. Meski sempat mengalami kebuntuan ide, ia selalu menemukan cara untuk melanjutkan tulisannya. “Kalau lagi macet, saya buka kembali memori lama. Dari situ, ide-ide biasanya mengalir lagi,” kenangnya.


Bagi Dinawati, kunci untuk menjadi penulis yang handal adalah terus berlatih. “Menulislah terus sampai akhirnya mahir. Anda akan merasakan sendiri bahwa menulis itu tidak sesulit yang dibayangkan,” pesannya.


Pesan untuk Calon Penulis

Kisah Dinawati adalah bukti bahwa menulis adalah perjalanan yang membutuhkan ketekunan, keberanian untuk jujur, dan semangat untuk terus belajar. Melalui tulisannya, ia tidak hanya membagikan pengalaman pribadi, tetapi juga menginspirasi banyak orang untuk meraih mimpi, meski harus melewati berbagai rintangan.


Jadi, jika Anda ingin menjadi seorang penulis, mulailah dari langkah kecil, tuliskan apa yang Anda rasakan, dan biarkan tulisan Anda menjadi bagian dari perjalanan hidup. Apakah Anda sudah siap untuk memulai? (AA)

Komentar

Tampilkan

Terkini

+