Iklan

Budaya Pop Dongkrak Popularitas Calon Terpilih Wakil Gubernur

Media Berita6
09 Januari 2025, 11:11 AM WIB Last Updated 2025-01-09T04:13:31Z
Dok IG : Si.Rano

Mediaberita6 - Calon terpilih pasangan Pramono Anung dan Rano Karno  sebagai  gubernur dan wakil gubernur Jakarta tidak terlepas dari kepopuleran Rano Karno. Hal ini diakui Pramono dalam wawancara dengan presenter TV One, pada  wawancara  yang ditayangkan Jumat malam (20 Desember). Gubernur terpilih ini merasakan kedekatan pasangannya tersebut pada saat kampanye bertemu langsung dengan masyarakat di seantero Jakarta. Mengapa bisa demikian?  Apa keistimewaan  Bang Rano sehingga dia populer di masyarakat ?


Pertanyaan tersebut bisa ditebak karena Rano Karno  dikenal sebagai  Si Doel dalam  sinetron Si Doel Anak Sekolahan yang sangat dicintai pemirsa. Tidak saja pemirsa di Jakarta tetapi juga di seluruh Indonesia. Tokoh Si Doel melekat namanya mulai dari saat pencalonan, pendaftaran, debat kampanye, blusukan langsung maupun melalui media massa. Hal ini tampaknya sangat mendongkrak perolehanan suara dalam Pilgub Jakarta belum lama ini. Selain karena pengalamannya di legislatif dan eksekutif, Rano adalah sosok pemuda yang memperjuangkan adat dan budaya Betawi dari gempuran pengaruh budaya asing di kota metropolitan Jakarta. Perjuangannya itu tampak dari semangat budaya pop, terutama  melalui sinetron, iklan dan film layar lebar.


Dok IG : Si.Rano


Terjun di dunia budaya pop sudah dilakoni Rano sejak kecil. Nama si Doel tersebut, bukanlah hanya pada sinetron yang ditayangkan di RCTI  di tahun 1990.  Belakangan ini RCTI kembali menayangkan serial tersebut di sore hari. Rano kecil sudah memerankan Si Doel cilik dalam film Si Doel Anak Betawi arahan sutradara Sjuman Djaya. Film yang diproduksi tahun 1973 ini diadaptasi dari novel Si Doel Anak Betawi karya Aman Datoek Madjoindo. Sastrawan ini adalah pengarang cerita anak-anak yang sangat terkenal. Lahir di Supayang, Solok Sumatera Barat tahun 1896. Perhatiannya terhadap cerita anak sangat besar. Karya-karyanya Si Doel Anak Betawi, Srigoenting,  Pak Janggoet, Boedjang Bingoeng, Koentoem Anak, Poetri Larangan. Karya novelnya berjudul, Menebus Dosa, Rosmala Dewi, Si Tjebol Rindukan Bulan, Sebabnya Rafiah Tersesat, dan Sampaikan Salamku Kepadanya. 


Pengarang Madjoindo juga menulis certa terjemahan, saduran, kumpulan  pepatah dan pribahasa. Cerita Si Doel Anak Betawi terdorong oleh keinginan pengarang  mengisi majalah mingguan Panji Pustaka. Madjoindo mengarang cerita anak-anak Betawi asli yang tidak mau bersekolah  dan hanya mengaji saja. Sebagai akibatnya, anak-anak Betawi ketinggalan dari anak-anak luar Jakarta.  Si Doel Anak Betawi ditulisnya selama tiga bulan dengan menggunakan dialek Betawi. Madjoindo kemudian melanjutkan cerita Si Doel Anak Betawi menjadi Si Doel Anak Djakarta dengan judul Perbuatan Doekoen. Buku ini juga ditulis dengan dialek Betawi dengan latar adat istiadat Jakkarta, terutama berhubungan dengan perjodohan dan perkawinan.


Alihwahana

Cerita Si Doel Anak Betawi kemudian dialihwahanakan sutradara Sjuman Djaya dan Rano Karno masing-masing  ke dalam film dan sinetron. Film garapan Sjuman Djaya dibintangi oleh seorang pelawak Betawi yang sangat populer, Benyamin S sebagai ayah  Si Doel sedangkan si Doel diperankan Rano Karno.. Hubungan ayah dengan anak ini kemudian berlanjut dalam peran yang sama dalam serial sinetron Si Doel Anak Sekolahan RCTI. Dalam film,  sutradara Sjuman Djaya memperkenalkan sebuah lagu pembuka. Lagu ini kemudian  digunakan  lagi dalam sinetron Si Doel Anak Sekolahan. Lirik lagunya seperti di bawah ini

              Siapa bilang anak Betawi bertingke

              Siapa bilang anak Betawi buaye

              Anak Betawi ketinggalan zaman

              Anak Betawi nggak berbudaye, katanya


              Aduh sialan

               Nih Si Doel Anak Betawi Asli

    Kesukaannya sembahyang dan ngaji

               Tapi jangan bikin dia sakit hati

    Diberi sekali, orang bisa mati.


Setelah sukses film pertama ini, Sjuman Djaya membuat versi kedua  (1976) dengan judul Si Doel Anak Modern. Pada versi yang kedua ini, si Doel sebagai anak pinggiran mencoba mengikuti arus miodernisasi. Diceritakan si Doel adalah pemuda yang cukup umur untuk menikah. Si Doel diperankan oleh pelawak Benyamin S yang memainkan peran ayah Si Doel dalam film pertama. Benyamin menampilkan karakter urakan bercampur konyol sebagai seorang pemuda kampung ingin meniru gaya metropolitan.


Dok IG : Si.Rano

Seperti yang ditulis Maneke Budiman (2008), latar dalam film tersebut adalah Jakarta 1970-an. Ketika itu masyarakat ibu kota sedang dibuai oleh kemewahan teknologi modern, seperti makanan Italia di kafe, diskotek, lapangan golf, merzedes Benz, bungalow tiga lantai dengan pengeras suara yang dipasang di dinding. Orang kaya digambarkan bergelimangan harta dan mengumbar hawa nafsu. Film ini, menurut Budiman menyampaikan kritik sosial dan politik yang cukup kuat terutama dalam menyoroti gencarnya “pembangunan.” Era Orde Baru.



Serial Si Doel Anak Sekolahan juga terinspirasi cerita anak karya sastrawan Madjoindo. Novel ini  dikategorikan sebagai bacaan anak-anak bertemakan tentang pendidikan.  Kalau novel Madjoindo berakhir ketika si Doel cilik masuk sekolah, tetapi serial televisi dimulai ketika Si Doel Rano Karno sedang menyelesaikan kuliah di perguruan tinggi di Fakultas Teknik. Ketika lulus ia disebut “tukang Insinyur” oleh ayahnya sembari meluapkan kegembiraan di jalan perkampungan Betawi. 


Bintang Iklan 

Tokoh-tokoh yang melegenda, selain Si Doel Rano Karno dalam serial itu, juga diperkenalkan kekasihnya, Sarah (gadis keturunan), Mas Karyo tetangganya, paman Si Doel,  Mandra, Zaenab, Atun, Rio, dan lainnya. Muncul adegan menarik dalam Si Doel Anak Sekolahan. Si Doel diundang oleh Sarah, teman kuliahnya beda jurusan. Sarah gadis cantik dan kaya mengudang Si Doel ke pesta ulang tahunnya. Si Doel dengan pamannya, Mandra datang mengenakan peci dan sarung. Cara berpakaian itu dianggap kampungan oleh Rio, keduanya dipermalukan. Walaupun demikian Sarah tetap mencintai Si Doel. Pemuda Rio melihat Doel sebagai pesaingnya dalam merebut hati Sarah.


Dok IG : Si.Rano

Popularitas Si Doel sebagai bintang film dan sinetron mencuat.  Sinetron ini dibuat berseri, Si Doel Anak Sekolahan seri pertama, kedua, ketiga sampai keempat. Si Doel Rano Karno berhasil menjadi tokoh idola dalam sinetron serial tersebut. Pada saat seri keempat diputar, menurut tulisan Budiman (2008), logat Betawi sudah masuk dalam industri periklanan dan media massa populer. Tokoh-tokoh sinetron ini mempromosikan berbagai produk dari obat nyamuk sampai mobil impor. Dalam tayangan iklan divisualisasikan, Si Doel Rano Karno memakai motor baru, Karyo memberikan tablet flu kepada tetangganya, Si Doel, Sarah dan Mandra pergi ke supermarket untuk membeli obat nyamuk. Dengan demikian, Rano Karno tidak saja binang film dan sinetron tetapi juga bintang iklan bersama pendukung Si Doel Anak Sekolahan. 



Sukses dalam dunia budaya pop tersebut, kembali aktor dan aktris serial televisi ini dilibatkan dalam kampanye kesehatan yaitu kampanye pemberantasan penyakit demam berdarah. Berkat jasa-jasanya tersebut. badan kesehatan dunia UNICEF, 4 Juni 1998 mengangkat Rano Karno sebagai duta budaya UNICEF di Indonesia. Penghargaan juga diberikan organisasi internasional itu kepada Keluarga Si Doel  atas dukungannya mempopulerkan program-program kesehatan masyarakat. Kiprah di dunia budaya pop tampaknya mengantarkan Si Doel Rano Karno terpilih sebagai calon wakil gubernur Jakarta periode lima tahun ke depan. (Penulis, I Nyoman Suaka, Dosen Kajian Sastra dan Budaya IKIP Saraswati Tabanan Bali / Editor : Guntur Surentu)


Komentar

Tampilkan

Terkini

+