![]() |
Aki Rukmin Budayawan pelestari Gaok |
Majalengka kembali kehilangan salah satu putra terbaiknya. Aki Rukmin, maestro dan pelestari terakhir seni Gaok dari Desa Kulur, “Telah berpulang ke rahmatullah, Aki Rukmin Budayawan pelestari Gaok, semalam”. Kabar duka ini disampaikan oleh budayawan Kang Naro (Nana Rochmana) melalui pesan singkat, mengonfirmasi bahwa Aki Rukmin menghembuskan napas terakhirnya pada malam tadi sekitar jam 18.30 di rumah putranya desa Tajur Kecamatan Cigasong Majalengka. Meskipun terdapat perbedaan informasi mengenai usia beliau—beberapa sumber menyebutkan 83 tahun—kepergian Aki Rukmin tetap meninggalkan duka yang mendalam bagi masyarakat Majalengka, khususnya bagi dunia seni dan budaya.
Sebagai penjaga terakhir seni Gaok, Aki Rukmin telah mendedikasikan hidupnya untuk melestarikan warisan budaya yang semakin langka. Sosoknya yang sederhana namun penuh kharisma selalu hadir dalam balutan baju toro (kampret) hitam dan ikat kepala bermotif batik, mencerminkan kebijaksanaan dan keteguhan dalam menjaga nilai-nilai tradisi. Seni Gaok, yang sejak dulu menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Majalengka, nyaris kehilangan eksistensinya seiring dengan derasnya arus modernisasi. Namun, berkat kegigihan Aki Rukmin, seni bertutur khas ini tetap bertahan dan dikenal hingga kini.
Rumah duka hari ini menjadi saksi betapa besar kecintaan masyarakat terhadap almarhum. Para budayawan, tokoh masyarakat, pejabat daerah, hingga generasi muda berkumpul untuk memberikan penghormatan terakhir. Ucapan terima kasih dan doa mengalir deras, sebagai bentuk apresiasi atas dedikasi beliau dalam menjaga dan menghidupkan seni tradisi. Kepergian beliau bukan sekadar kehilangan seorang seniman, melainkan hilangnya satu mata rantai penting dalam perjalanan budaya Majalengka.
Kehilangan ini menjadi pengingat bagi kita semua bahwa pelestarian budaya bukan hanya tugas seorang maestro, tetapi tanggung jawab kolektif. Semoga semangat dan perjuangan Aki Rukmin terus menginspirasi generasi penerus untuk tidak membiarkan warisan leluhur tenggelam oleh zaman. “Selamat jalan, Aki Rukmin. Karyamu akan tetap hidup dalam jiwa mereka yang mencintai budaya”;ungkap budayawan Naro ( Witaka).