Mediaberita6 - Di negeri di mana antrian bioskop untuk film lokal bisa lebih panjang dari antrean sembako gratis, tiba-tiba muncullah sang juara sprint Film Animasi Merah Putih- one for all . Dari proses produksi yang disebut hanya 1–2 bulan di bulan Juni, ia langsung melesat masuk slot emas 14 Agustus. Sebuah rekor! Para produser lain yang sudah menunggu bertahun-tahun hanya bisa menatap nanar, sambil bertanya-tanya, “Kami ini masuk jalur reguler atau jalur macet abadi?”
Konon, jalur tol itu terbuka karena
temanya pas: kemerdekaan. Dan memang, apa yang lebih merdeka dari bebas melewati antrian panjang? Apalagi kalau
ada lampu hijau dari entah siapa yang memberi isyarat “silakan lewat”.
Kasus ini memberi efek ganda. Di satu
sisi, publik mendapat cerita “kebangkitan animasi lokal” yang pas dengan momen
nasional. Di sisi lain, banyak PH yang menunggu bertahun-tahun mulai merasa ada
yang ganjil. Jika benar slot tayang bisa diperoleh hanya dalam hitungan minggu,
apakah ini bentuk kebijakan khusus, intervensi, atau strategi pemasaran yang
memang disengaja untuk memicu rasa penasaran?
Bagi produser dan sutradara film ini,
kontroversi seperti ini bisa menjadi promosi gratis. Perdebatan publik memicu
rasa ingin tahu,penonton yang awalnya tak peduli mungkin justru membeli tiket
untuk “menilai sendiri”. Tetapi ini juga uji mental, jika filmnya memuaskan,
mereka akan dielu-elukan sebagai visioner, jika tidak, mereka akan menjadi
simbol “pentingnya proses produksi yang matang”.
Dan mungkin, semua ini memang bagian dari
strategi viral, membuat publik bertanya, membuat pelaku industri resah, dan
pada akhirnya membuat penjualan tiket meroket karena rasa penasaran.
Akhirnya, publik dihadapkan pada dilema
klasik, Apakah kita harus bangga karena karya anak bangsa tampil di momen
penting? Atau justru khawatir karena sistem antrian kita begitu… fleksibel?
Yang jelas, di dunia perfilman, kadang yang menang bukan yang paling cepat bekerja, tapi yang paling tahu jalan pintas dan pandai mengolah rasa penasaran penonton menjadi keuntungan. ( Budi Sumarno)