
Mediaberita6 – Film horor terbaru Sukma produksi Tiger Wong Entertainment akan segera diputar pada 11 September 2025 dibioskop dengan pendekatan yang berbeda dari film horor pada umumnya. Disutradarai dan diproduseri oleh Baim Wong, film ini memadukan unsur horor, drama, dan thriller tanpa menampilkan sosok hantu. Sebagai gantinya, film Sukma menyoroti kondisi kejiwaan, khususnya skizofrenia, sebagai inti dari cerita.
Untuk membangun narasi yang kuat, Baim Wong menggandeng penulis novel Gadis Kretek, Ratih Kumala, sebagai penulis skenario. Cerita dalam Sukma berfokus pada simbolisme cermin dan menggali ketegangan dari perspektif psikologis karakter. Film ini tidak hanya menyajikan ketegangan, namun juga membawa pesan kuat tentang pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental.
Salah satu tokoh utama dalam film ini diperankan oleh aktor Fedi Nuril, yang berperan sebagai penderita skizofrenia. Baim mengaku karakter tersebut sengaja dibuat untuk mengangkat kesadaran publik terhadap kondisi tersebut. “Saya ingin menghadirkan karakter yang membawa pesan edukatif. Awalnya saya mengincar Reza Rahadian, sempat ingin main sendiri, tapi akhirnya saya telepon Fedi Nuril,” ujar Baim Wong.
Fedi Nuril sendiri mengaku sempat terkejut ketika menerima tawaran dari Baim. Menurutnya, sutradara film Lembayung itu berani mengambil pendekatan yang tidak biasa. “Biasanya yang nawarin saya hati-hati banget, tapi Baim punya idealisme dan selera yang kuat. Karakternya juga menantang, jadi saya tertarik,” kata Fedi. Sebelumnya, keduanya pernah bekerja sama di film Bila Esok Ibu Tiada, meski tidak dalam satu adegan.
Dalam proses pendalaman karakter, Fedi melakukan riset intensif termasuk berkonsultasi dengan psikiater. Ia bahkan mencoba meminta obat-obatan skizofrenia untuk merasakan efeknya, meski ditolak oleh dokter. “Saya penasaran bagaimana pemicunya. Ternyata genetik jadi faktor utama. Artinya, kita semua sebenarnya punya potensi,” ujar Fedi. Ia menambahkan bahwa karakter yang ia mainkan terasa relevan dengan nuansa mistis dan ilusi yang diangkat dalam film.
Fedi juga mempelajari perbedaan antara halusinasi dan kebohongan, serta bagaimana keduanya bisa ditarik ke elemen horor. “Tantangannya adalah membuat karakter itu realistis tapi tetap cocok dengan cerita mistis. Kami ingin tetap menjaga akarnya di realita,” katanya. Ia menyebut proyek ini sebagai salah satu peran paling kompleks yang pernah ia jalani.
Tantangan lain datang dari sisi teknis. Karakter yang dimainkan Fedi tetap harus aktif meski dalam kondisi pengaruh obat skizofrenia. “Biasanya pasien tidak bisa banyak bergerak karena pengaruh obat. Tapi dalam film ini, saya tetap harus mengeksplorasi misteri, termasuk berakting dengan bantuan CGI untuk menggambarkan halusinasi,” ungkapnya.
Selain Fedi Nuril, film Sukma juga dibintangi oleh sejumlah nama besar seperti Luna Maya, Christine Hakim, Oka Antara, Anna Jobling, Kimberly Ryder, Amanda Soekasah, Maeeva Amin, dan Asri Welas. Proses syuting dilakukan di Yogyakarta, yang dikenal memiliki atmosfer kuat dan mendukung nuansa mistis cerita. Film Sukma diharapkan tidak hanya memikat dari sisi horor, tetapi juga menggugah kesadaran tentang pentingnya memahami kesehatan mental. (Gary Desmon)


