Iklan

Kongres ke-X Sena Wangi, Wayang Dalam Konstelasi Peradaban Bangsa Dan Semangat KeBhinnekaan.

Media Berita6
08 November 2022, 7:45 PM WIB Last Updated 2022-11-08T12:50:21Z


 

Jakarta - Bertempat di gedung pewayangan Indonesia Gedung Pewayangan Kautaman Lantai 1, Jl. Raya  Pintu 1 TMII Jakarta Timur di adakan Kongres Sena Wangi yang kesepuluh, adalah rangkaian dari hari Wayang Nasional yang diperingati setiap tanggal 7 November. Kongres berlangsung selama dua hari tanggal 8 sampai 9 November 2022. SENA WANGI adalah Sekretariat Nasional Wayang Indonesia. Sebuah organisasi nirlaba yang fokus pada pelestarian dan pengembangan wayang di Indonesia, yang telah diakui sebagai salah satu warisan budaya dunia non-benda oleh UNESCO.

Visi dari Sena wangi adalah menjadikan seni pewayangan menjadi salah satu pilar/khasanah unggulan kebudayaan nasional, dimana Seni pewayangan berperan sebagai wacana dan wahana budaya guna mempertinggi harkat dan martabat manusia.


Ketua Umum Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (SENA WANGI), Drs. Suparmin Sunjoyo, dalam Jumpa Pers mengatakan, "Wayang dalam konstelasi peradaban bangsa sangat menonjol karena nilai-nilai yang terkandung di dalamnya mampu memberi keteladanan bagi kehidupan manusia. Di sini pentingnya wayang sebagai jiwa, cermin kehidupan, dan perekat kebhinnekaan, serta pilar peradaban bangsa. Selain itu, wayang menjadi ikon dan salah satu identitas bangsa yang sangat diperlukan untuk mewujudkan kebudayaan Nasional Indonesia. Hari Wayang Nasional (HWN), terang Suparmin, memiliki landasan hukum yang kuat, berdasarkan Keputusan Presiden RI No. 30 Tahun 2018. Oleh karena itu, menurut Suparmin, bangsa Indonesia punya kewajiban, khususnya komunitas dan berbagai organisasi pewayangan untuk memperingati Hari Wayang Nasional (HWN) setiap tanggal 7 November, sejak 7 November 2019 dan seterusnya.

Kongres kali ini selain berupa diskusi melalui acara seminar juga  mengetengahkan pameran wayang dan juga ‘Atraksi’ diantaranya pergelaran wayang, baik klasik maupun kontemporer, disiarkan secara live streaming melalu channel Youtube SENA WANGI.

Kongres Sena Wangi yang kesepuluh ini turut didukung Oleh Bank Central Asia (BCA) yang mendukung penuh pelestarian dan pengembangan wayang di Indonesia sebagai salah satu warisan budaya dunia.


Asal usul Sena Wangi

Asal mula terbentuknya SENA WANGI menjelang dan setelah diselenggarakannya Pekan Wayang Indonesia II/1974 pada waktu Panitia Pekan Wayang menghadap Presiden R.I., beliau menganjurkan supaya dibentuk semacam “sekretariat bersama” untuk mewadai semua organisasi, yayasan atau lembaga yang menangani pewayangan di Indonesia. Menghormati asas-asas “Kerakyatan” dan “musyawarah untuk mufakat”, para peminat pewayangan yang ada di Jakarta, sesudah berkonsultasi dengan tokoh-tokoh pewayangan dan pihak-pihak yang berwenang, kemudian menyelenggarakan Kongres Nasional Pewayangan Indonesia Pertama dalam tahun 1975, bertempat di Taman Ismail Marzuki Jakarta.

Kongres yang diadakan pada tanggal 11 dan 12 Agustus 1975 itu dengan suara bulat menyetujui pembentukan organisasi nasional sesuai saran Bapak Presiden itu. Kongres ini menugasi sebuah Dewan Formatir terdiri dari tiga orang yang diketuai pimpinan Kongres, Marsekal TNI H. Boediardjo, dengan anggota-anggota dr. R. Abdullah (Laksda TNI Purn.) dan R.E. Hendro Mulyono (Mayor-TNI A.D.) Sedang Pandam Guritno di tunjuk sebagai penyusun Rencana Anggaran Dasar SENA WANGI. Menjelang akhir tahun 1975 susunan Dewan Pengurus SENA WANGI dan Rencana Anggaran Dasarnya selesai disusun.

“Waktu terus berganti. Zaman berubah, namun wayang tetap eksis. Tidak hanya sebagai tontonan, tetapi juga tatanan dan tuntunan, sarana pembentukan karakter, terutama untuk generasi muda,” 

(Foto : Dok. mediaberita6.com / Jurnalis : Guntur Surentu)

Komentar

Tampilkan

Terkini

+