Mediaberita6 - Pada pertengahan 1990-an, Alanis Morissette merilis album studio ketiganya 'Jagged Little Pill'. Salah satu lagu paling terkenal di album ini adalah “You Oughta Know” yang penuh semangat. Morissette menulis lagu tersebut – sama seperti semua lagu lain di album ini – bersama dengan penulis lagu dan produser Glen Ballard. Tapi apa arti dibalik Lagu “You Oughta Know” karya klasik Morissette.
“You Oughta Know” adalah lagu tentang emosi yang intens berupa kemarahan, rasa sakit hati, dan pengkhianatan setelah putus cinta, yang diungkapkan dalam pesan kepada mantan kekasih. Meskipun lagu tersebut sering disebut sebagai lagu balas dendam, Morissette mengungkapkan bahwa lagu tersebut terutama tentang mengatasi patah hati karena kemarahan.
“Semua orang menyebutnya lagu balas dendam yang sempurna, tapi bukan itu yang sebenarnya,” kata Morissette kepada Entertainment Weekly. “Itu adalah lagu yang menghancurkan, dan untuk menghilangkan kesedihan itu, marah adalah hal yang menyenangkan. Saya pikir gerakan kemarahan dapat menarik kita keluar dari situasi ini.”
Lagu “You Oughta Know” dimulai dengan tenang. Morissette dengan sinis mendoakan mantan kekasihnya banyak keberuntungan dan kebahagiaan dalam hubungan barunya. Namun, seiring dengan semakin intensnya lagu tersebut, Morissette mulai membuat perbandingan antara dirinya dan pasangan baru mantannya – Apakah dia melakukan hal yang saya lakukan? Akankah dia memberimu apa yang tidak bisa kuberikan padamu?
Pada bagian pre-chorus, intensitas lagu meningkat. Morissette menyatakan bahwa dia tampaknya tidak cukup baik untuk mantannya, dan bahwa janji yang dia buat telah dilanggar (Kamu akan menahanku sampai kamu mati/tetapi kamu masih hidup). Meski liriknya disampaikan dengan mudah, Morissette awalnya kesulitan mengekspresikan dirinya dengan marah. “Saya berpikir, inilah yang saya rasakan, namun saya tidak ingin menyakiti siapa pun. [Glen Ballard – salah satu penulis dan produser lagu] baru saja berkata, 'Kamu harus melakukan ini.”
Saat lagu memasuki bagian chorusnya, ketegangan yang terbentuk pada bait dan pra-chorus menjadi hilang. Hal ini juga menjadi bukti bahwa “You Oughta Know” bukan tentang balas dendam, melainkan tentang seseorang yang sangat terluka dan hancur. “Dan kamu juga tahu ini”, Morissette memberitahu mantannya.
Meski lagunya dibawakan dengan penuh amarah, namun akar dari lagu tersebut terletak pada kerentanan. “Saat saya mendengar lagu itu, saya mendengar kemarahan sebagai perlindungan atas kerentanan yang membara,” kata Morissette kepada Spotify. “Saya merasa malu dan hancur. Jauh lebih mudah bagi saya untuk marah dan merasakan kekuatan dari kemarahan itu dibandingkan dengan wanita yang hancur dan ketakutan.”
Tentang Siapa Lagu Itu?
Pesan yang jelas dari lagu tersebut kepada mantan kekasih dengan cepat memicu rumor tentang penerima lagu tersebut. Seiring waktu, beberapa pria melangkah maju dengan mengklaim bahwa merekalah subjek lagu tersebut, yang sulit dipahami Morissette. “Kamu tahu, kamu tidak terdengar seperti pria terhebat di dunia, kan?”, komentarnya.
Rumor yang paling menonjol adalah “You Oughta Know” berkisah tentang aktor Dave Coulier. Keduanya menjalin hubungan tak lama sebelum Morissette merilis Jagged Little Pill. Coulier telah menyatakan bahwa dia yakin lagu itu tentang dirinya (meskipun dia kemudian membantahnya), tetapi Morissette selalu memilih untuk tetap diam mengenai penerima lagu tersebut.
"You Oughta Know" akhirnya dirilis sebagai singel utama album studio ketiga Morissette, Jagged Little Pill. Lagu ini mendapatkan daya tarik di radio rock KROQ-FM karena suasananya yang membuat marah dan liriknya yang eksplisit, yang tidak biasa bagi seorang wanita di tahun 1990-an. Karena alasan yang sama, lagu tersebut juga menjadi sasaran perdebatan konyol.
Bukan berarti berdampak apa-apa, karena “You Oughta Know” dan Jagged Little Pill sukses besar. Album ini akhirnya menjadi salah satu album terlaris sepanjang masa, dengan lebih dari 33 juta kopi terjual di seluruh dunia.
Ketika ditanya tentang dampak abadi dari “You Oughta Know”, Morissette menjawab: “Lagu itu hanyalah perasaan takut, sedih, hancur, dan mengamuk dari tempat duduk Zen saya. Jadi pada dasarnya, ketika saya menampilkannya, saya merasa hal itu memberi izin kepada orang-orang untuk merasa hancur, dan merasakannya sepenuhnya.” (by : songstoriesmatter / Editor : Guntur Surentu)
.png "Buku Cinema Therapy, Karya Budi Sumarno Siap Beredar di HFN 2025")
