![]() |
Dari kiri-ke kanan: (berdiri) Yon Bayu Wahyono. Ismail Lutan, Fikar W Eda. (duduk) :Helvy Tiana Rosa (Ketua Bidang Sastra HSBI), Devie Matahari (Foto : BS-HSBI) |
Mediaberita6 - Himpunan Seni Budaya Islam (HSBI) berencana menggelar Festival Sastra Islam se-Dunia (FSIS) pada tahun 2027. Festival berskala internasional ini dijadwalkan bertepatan dengan peringatan 500 tahun atau setengah milenium Kota Jakarta.
Ketua Bidang Sastra HSBI, Helvy Tiana Rosa, menyampaikan rencana tersebut dalam pertemuan internal yang berlangsung di Lantai 2 Gedung Ali Sadikin, Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat, Jumat (22/8/2025). Pertemuan turut dihadiri sejumlah tokoh sastra, seperti Fikar W Eda, Devie Matahari, Ismail Lutan, dan Yon Bayu Wahyono.
“Festival ini bertujuan mengenalkan sastra Islam dunia, sekaligus menggali dan mengangkat perkembangan sastra Islam di Nusantara,” ujar Helvy, sastrawan perempuan yang telah menulis lebih dari 60 buku. Ia menyebut festival ini sebagai upaya strategis dalam memperkuat literasi Islam dan kebudayaan melalui jalur sastra.
Rangkaian kegiatan menuju puncak FSIS akan dimulai sejak 2025, melalui sejumlah program bertajuk Road to FSIS. Beberapa agenda telah dijadwalkan, seperti diskusi kelompok terfokus atau Focus Group Discussion (FGD), peluncuran buku puisi pada 14 September 2025, serta penerbitan buku bertema Hak Asasi Manusia (HAM) dalam perspektif Islam pada Desember 2025.
Penerbitan buku HAM tersebut dijadwalkan bertepatan dengan Hari HAM Sedunia dan peringatan Intifadah Palestina. Menurut Helvy, tema ini akan menjadi jembatan penting antara nilai-nilai kemanusiaan dan ajaran Islam yang seringkali belum mendapat panggung memadai di forum internasional.
Festival Sastra Islam se-Dunia ini diharapkan tak hanya mempererat jejaring antarpenulis Muslim dari berbagai negara, tetapi juga memperkaya khazanah kebudayaan Indonesia yang multikultur. Selain itu, FSIS akan menjadi momentum strategis menjadikan Jakarta sebagai pusat literasi dan diplomasi kebudayaan Islam dunia.
HSBI sendiri merupakan organisasi kebudayaan Islam yang telah berdiri sejak 1956, didirikan oleh tokoh kebudayaan H. Abdullah Aidid. Selama hampir tujuh dekade, HSBI telah memainkan peran penting dalam mendorong lahirnya berbagai karya seni Islami di Indonesia.
Kini, HSBI berada di bawah kepemimpinan Fadli Zon untuk periode 2024–2029. Fadli, yang juga menjabat sebagai Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, menyatakan komitmennya untuk menjadikan FSIS sebagai bagian dari agenda kebudayaan nasional dan diplomasi sastra Islam global. (Go.ens)