Langkah berani ini mencerminkan semangat dan idealisme yang kuat dari sang produser, Fadli Fuad, yang juga ikut berperan dalam film sebagai pemeran utama. Di tengah penantian panjang selama satu tahun menunggu slot tayang dari jaringan bioskop XXI untuk film "Sumur Jiwo 1977", Fadli justru menjawabnya dengan karya baru yang lebih segar, lucu, dan dekat dengan masyarakat.
“Sudah satu tahun kami menunggu jadwal tayang, tapi belum juga ada kepastian. Ini jadi tantangan bagi produser-produser muda seperti kami,” ungkap Fadli saat acara tasyakuran dan tumpengan produksi film “Banyak Anak Banyak Rejeki” di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan.
Optimisme Menembus Layar Internasional
Meski belum tayang di dalam negeri, film “Sumur Jiwo 1977” justru sudah dilirik untuk tayang di bioskop internasional oleh distributor Citrus Sinema. Negara-negara seperti Singapura, Malaysia, Thailand, hingga Australia sudah masuk daftar rencana penayangan.
Namun, Fadli memilih menahan penayangan internasional itu sementara waktu.
“Kami ingin masyarakat Indonesia jadi yang pertama menyaksikan film ini. Film ini dibuat dari akar budaya kita sendiri, jadi sudah sepantasnya ditayangkan di rumahnya dulu,” tegasnya.
Mengangkat Budaya Betawi Lewat Komedi Romantis
Film “Banyak Anak Banyak Rejeki” menghadirkan kisah sederhana namun sarat makna: tentang keluarga penggali kubur yang hidup pas-pasan di pinggiran Jakarta. Dengan balutan budaya Betawi yang kental dan sentuhan drama komedi romantis, film ini mencoba merangkul penonton lewat tawa, haru, dan nilai-nilai kekeluargaan.
Ceritanya mengikuti Bang Jali, seorang penggali kubur yang hidup penuh keluh kesah dan doa agar bisa keluar dari belenggu kemiskinan. Di tengah badai hujan dan tangis anak-anaknya, hidup Bang Jali tiba-tiba berubah saat menemukan bongkahan emas saat menggali kuburan. Tapi apakah kekayaan itu membawa kebahagiaan sejati?
“Kita ingin mengangkat realita yang dekat dengan masyarakat, disajikan secara ringan, jenaka, tapi tetap menyentuh,” kata Fadli.
Film ini juga menampilkan keragaman budaya Nusantara lewat karakter-karakter dari berbagai suku, seperti Madura dan Banyumasan (Ngapak), memperkuat semangat kebhinekaan dalam cerita.
Parade Bintang Legendaris
Salah satu daya tarik besar dari film ini adalah kehadiran puluhan aktor legendaris. Tak tanggung-tanggung, Black White Pictures menggandeng deretan nama besar seperti Opie Kumis, Hj. Elvy Sukaesih, Revaldo, Harry De Fretes, Yatti Surachman, hingga Nugie.
“Sejak awal, saya ingin menjadikan Black White Pictures sebagai rumah bagi para aktor legend. Mereka masih punya semangat luar biasa, dan karya mereka harus tetap diberi ruang,” ungkap Fadli dengan penuh semangat.
Selain para legenda, film ini juga melibatkan talenta muda seperti Elina Joerg, Mandy Edenia, hingga Hanif MZ, menciptakan kombinasi generasi yang menarik untuk dinikmati penonton dari berbagai usia.
Digarap Tim Profesional Berpengalaman
Film ini disutradarai oleh Tyas Asko dan ditulis oleh Kaka Endi, dua nama yang sudah tidak asing di dunia perfilman. Di balik layar, sederet nama profesional mendukung produksi ini: Budi Utomo (DoP), Benjamin Aussie (Editor), BenQ (Penata Musik), dan Jay Art (Artistik).
Didukung pula oleh lembaga seperti PT. Malahayati Nusantara Raya dan PS Enterprise, yang turut menyokong kelangsungan produksi dan distribusi film ini.
Poster, Teaser, dan Trailer Telah Dirilis
Dalam acara syukuran kemarin, Black White Pictures sekaligus merilis materi promosi dua film sekaligus: “Sumur Jiwo 1977” dan “Banyak Anak Banyak Rejeki”. Termasuk video klip OST “Tak Sama” yang dinyanyikan Mario O’Brian, serta cuplikan pembuka dari sekuel “Sumur Jiwo 1977 Part 2” yang saat ini juga sedang dalam tahap persiapan.
“Banyak Anak Banyak Rejeki” bukan sekadar hiburan. Ini adalah kisah tentang harapan, perjuangan, cinta, dan keluarga — yang dibalut dalam tawa dan air mata. Jangan lewatkan film ini saat tayang di bioskop nanti. Siapa tahu, kamu akan menemukan rejeki bukan hanya di layar, tapi juga dalam hatimu. (AA).
